Wednesday, November 9, 2011

Konflik Budaya

Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Makna budaya pada hari ini dibatasi dengan maksud lagu, muzik, tarian, lakonan dan kegiatan seumpamanya.

Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Globalisasi yang melakukan hegemoni atau penguasaan dalam hampir semua kehidupan manusia amat besar kesannya terhadap umat Islam. Pengaruh globalisasi tidak saja subur dalam aspek maklumat tetapi juga amat luar biasa dikembangkan dalam bidang hiburan popular Barat, bidang keilmuan dan penyelidikan, aspek teknologi canggih dan dominasi sistem ekonomi kapitalis- liberal, bidang bahasa dan sistem nilai sehingga menyebabkan proses pembaratan dan pengliberalan berlaku dalam semua aspek kehidupan umat Islam.

Konflik budaya seperti yang sering terjadi diberbagai kota maupun dipedalaman, menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan tentang budaya etnis, kelompok usia, kelompok agama maupun kelompok tradisi tertentu ditanah air.

Dalam satu RW terjadi pertikaian antar RT, antar gang, antar pendukung sekte keagamaan bahkan antar pendukung partai. Ironis memang, namun itulah naluri dasar manusia yang paling primitif selalu timbul bila terjadi perbedaan kepentingan(pribadi, kelompok maupun ajaran tertentu).

Berikut ini faktor- faktor penyebab terjadinya gegar budaya.

Antropolog Cylde Khuckpohn memperingatkan kita bahwa setiap jalan kehidupan yang berbeda, memiliki asumsi tentang tujuan keberadaan manusia, tentang apa yang diharapkan dari orang lain dan dari Tuhan, tentang apa yang menjadi kejayaan dan kegagalan. Aspek budaya terbuka (overt) dan tertutup (covert) menunjukkan bahwa banyak kegiatan sehari-hari kita dipengaruhi oleh poladan tema yang asal (genuine) dan maknanya kurang kita sadari.

Kelakuan(behavior) dipengaruhi oleh budaya itu memudahkan kebiasaan (habits) hidup sehari-hari, sehingga seseorang melakukan banyak perbuatan (terutama yang aneh, menyimpang dan fatal) tanpa memikirkan akibat dari perilakunya tersebut. Terjadilah pelaziman budaya (cultural conditioning) itu memberikan kebebasan untuk secara sadar memikirkan usaha baru (inovasi) yang kreatif. Ekses kebebasan tanpa sadar membuat kelakuan kita dapat menggerakkan timbulnya masalah nasional, seperti rasisme (etnosentrisme dibeberapa daerah), yangakibatnya berdampak global. Untuk penyelesaian masalah ini diperlukan peraturan perundang-undangan dan reedukasi dalam upaya menciptakan suasana aman, tenteram, adil, berkepastian hukum bagi seluruh warga.

No comments:

Post a Comment